Sabtu lalu, tepatnya pada tanggal 19 Oktober 2024, Homeschooling Semesta Edukasi mengadakan kegiatan Eksplorasi Edukatif bulanan di Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda (Tahura), Bandung. Kegiatan ini diikuti oleh para siswa, tutor dan kalangan umum yang antusias menjelajahi keindahan alam sekaligus menambah wawasan tentang lingkungan juga sejarah perjuangan Bangsa Indonesia kala melawan penjajah dulu.
Peserta berkumpul di titik yang telah ditentukan, sebelum berangkat bersama-sama menuju gerbang masuk Tahura. Sesampainya di Tahura, mereka langsung memulai kegiatan dengan hiking santai di jalur yang telah disiapkan. Rute yang dipilih tidak hanya menyuguhkan pemandangan memukau, tetapi juga memberikan kesempatan bagi para peserta untuk mengamati keanekaragaman flora dan fauna sekitar serta keindahan alam Bandung yang juga dikenal dengan sebutan Kota Kembang.
Selain hiking, peserta juga melakukan photo hunting, di mana mereka mengabadikan momen-momen indah di alam terbuka serta keseruan interaksi masyarakat yang berolah raga pagi atau menikmati waktu bersama keluarga tercinta di sabtu pagi. Foto-foto hasil hunting tersebut kemudian akan di upload di masing-masing sosmed peserta, contohnya tampak pada salah satu foto dimana seorang peserta muda dengan bangga berpose di salah satu spot menarik di Tahura.
Puncak keseruan terjadi saat para peserta mengunjungi dua gua bersejarah yang menjadi bukti proses perjuangan Indonesia melawan penjajahan kala itu. Gua Jepang dibangun pada tahun 1942. Peninggalan Jepang ini bisa dikatakan sebagai saksi bisu kebrutalan penjajah terhadap penduduk asli nusantara melalui sistem kerja paksa yang disebut romusha. Dari kabar yang beredar bahwa sampai sekarang gua ini tidak pernah terselesaikan. Fungsi dari di bangunnya gua ini untuk tempat berlindung dan persembunyian, tempat ini juga sering digunakan sebagai gudang logistik untuk menyimpan makanan, senjata, dan amunisi untuk menjajah Nusantara.
Sedangkan Gua peninggalan Belanda dibangun sebelumnya tepatnya pada awal tahun 1941. Gua ini awalnya dipergunakan untuk terowongan PLTA bengkok, namun karena perbukitan Pakar merupakan kawasan yang sangat menarik bagi strategi militer Hindia Belanda mengingat lokasinya yang terlindungi dan begitu dekat dengan pusat kota Bandung, maka menjelang perang dunia II pada awal 1941 fungsinya sebagai PLTA berubah funhsi menjadi pusat komunikasi Belanda. Bahkan, gua ini pernah menjadi gudang amunisi para penjajah.
Saat eksplorasi ke Gua Jepang dan Gua Belanda para peserta mengaku merasakan sensasi misterius agak mencekam, mereka menelusuri lorong-lorong gua yang gelap, dingin dan sunyi. Walaupun beberapa peserta merasa sedikit tegang karena kondisi gua yang minim cahaya, pengalaman ini memberikan pelajaran berharga tentang sejarah dan perjuangan di masa penjajahan. Tak jarang terdengar suara kecil dari peserta yang berteriak geli atau saling manakuti saat memasuki lorong-lorong gelap tersebut, menambah kesan unik pada perjalanan mereka.
Di sepanjang perjalanan menuju gua, para peserta juga disambut oleh koloni monyet yang hidup bebas di sekitar Tahura. Banyak dari peserta yang terlihat antusias bertemu langsung dengan monyet-monyet ini. Beberapa monyet bahkan mendekat dan bermain di sekitar rombongan, membuat suasana semakin seru dan tidak terlupakan. Anak-anak sangat menikmati interaksi ini, meskipun mereka tetap diminta berhati-hati dan menjaga jarak agar tidak mengganggu satwa liar tersebut.
Tak jarang ada beberapa monyet yang cukup agresif berusaha merebut jajanan atau makanan yang dibawa pengunjung, sehingga perlu dipastikan untuk membawa bekal di dalam tas atau tempat tertutup yang aman.
Setelah menjelajahi gua dan bertemu koloni monyet, peserta beristirahat sejenak untuk menikmati waktu piknik bersama. Anak-anak tampak gembira bermain di alam terbuka, sementara peserta dewasa menikmati udara segar sambil bersantai. Suasana hangat dan penuh kebersamaan ini semakin mempererat hubungan antar peserta. Bekal yang dibawa oleh masing-masing dimakan bersama menambah kenikmatan dan keeratan.
Kegiatan ditutup dengan beberapa games yang menguji kreativitas dan kerja sama antar peserta. Canda tawa serta semangat kebersamaan menghiasi penutupan acara yang berlangsung hingga pukul 13.00 siang. Sebelum pulang, seluruh peserta diberikan door prize dan menikmati minuman hangat yang disediakan di sebuah kafe ikonik di area Tahura.
Kesuksesan kegiatan ini tentu tidak terlepas dari persiapan matang panitia dan partisipasi aktif para peserta. Eksplorasi Edukatif ini bukan hanya memberikan pengalaman fisik dengan berpetualang di alam, tetapi juga memperkaya pengetahuan dan memperkuat hubungan sosial antar peserta.
Bagi Anda yang melewatkan kegiatan ini, jangan khawatir! Homeschooling Semesta Edukasi mengadakan acara-acara seru lainnya. Jangan lupa untuk mengikuti informasi terbaru agar tidak ketinggalan kesempatan untuk ikut serta dalam petualangan mendatang.
Mari bersama-sama mengasah pengetahuan dan menghargai alam dalam setiap langkah eksplorasi!