Oleh : Nurvani Septiani
Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Indonesia bisa menjadi momen yang penuh tekanan bagi anak-anak dan orang tua. Dengan berbagai jalur seperti zonasi, afirmasi, prestasi, dan perpindahan orang tua/wali, persiapan yang baik sangat penting untuk mengurangi stres. Menghadapi PPDB di era Kurikulum Merdeka ini, orang tua perlu lebih fleksibel dan fokus pada kenyamanan serta potensi anak, bukan hanya pada reputasi sekolah favorit.
- Mengelola Stres dalam Sistem PPDB Berbasis Zonasi
Sistem PPDB dengan jalur zonasi bertujuan untuk mendekatkan anak ke sekolah di sekitar tempat tinggalnya. Hal ini dapat mengurangi waktu perjalanan dan memberikan lebih banyak waktu untuk kegiatan lainnya. Orang tua perlu membantu anak memahami bahwa jarak yang lebih dekat bisa memberikan mereka lebih banyak waktu untuk belajar dan bermain. Kenali tanda-tanda stres pada anak, seperti perubahan pola tidur atau suasana hati yang mungkin muncul, lalu berikan dukungan emosional untuk mengatasinya karena nyatanya masih ada anggapan beredar bahwa sistem zonasi ini justru merugikan atau justru disalahgunakan berbagai pihak sehingga tak pelak menyebabkan kekhawatiran berlebihan pada anak.
- Komunikasi yang Terbuka tentang Jalur Prestasi dan Afirmasi
Komunikasi yang baik sangat penting, terutama ketika anak mengikuti jalur prestasi atau afirmasi. Jelaskan kepada anak tentang proses seleksi berdasarkan prestasi atau kondisi ekonomi. Dorong anak untuk berbicara tentang kekhawatiran dan harapan mereka. Ingatkan mereka bahwa usaha yang mereka lakukan sudah sangat berarti, dan hasil PPDB tidak menentukan nilai mereka sebagai individu. Orang tua juga harus siap untuk memberikan dukungan penuh, terlepas dari hasil yang diperoleh. Terkhusus bagi Calon Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (CPDBK) biasanya perlu surat pengantar atau rekomendasi dari ahli untuk menggambarkan latar belakang serta kebutuhannya terhadap sekolah yang dituju agar bisa ditangani sesuai kebutuhan dan potensinya. Di Bandung misalnya penerimaan CPDBK ini sudah bekerjasama dengan Assessment Center Disdik Kota Bandung untuk mengakomodir proses asesmen sekaligus memberikan surat rekomendasi apabila diperlukan (http://asesmen.disdikbandung.com/konfirmasi_assessment).
- Membangun Harapan Realistis dan Fleksibilitas dalam Pilihan Sekolah
Di era Kurikulum Merdeka, orang tua perlu membangun harapan yang realistis dan fleksibel. Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya menyesuaikan pendidikan dengan potensi dan minat anak. Oleh karena itu, pilihlah sekolah yang sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan anak, bukan hanya berdasarkan reputasi. Siapkan rencana cadangan bersama anak agar mereka merasa aman dan tidak terlalu terbebani dengan hasil PPDB. Berikan pemahaman bagi putra-putri anda bahwa sesuai ungkapan “banyak jalan menuju Roma” ada banyak sekolah bahkan lembaga pendidikan diluar jalur formal yang bisa menjadi pilihan untuk mengakomodir proses belajar dan pengembangan potensi mereka. Misalnya pasantren, PKBM ataupun homeschooling baik tunggal (informal) maupun komunitas yang dilembagakan (non formal).
- Teknik Relaksasi dan Dukungan Kesehatan Mental
Mengajarkan anak teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, atau yoga dapat membantu mereka tetap tenang selama proses PPDB. Selain itu, pastikan anak mendapatkan istirahat yang cukup dan makanan yang sehat untuk menjaga kesehatan fisik dan mental mereka. Aktivitas bersama keluarga yang menyenangkan juga dapat membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan semangat anak. Refreshing disela waktu setelah ujian dan masa PPDB tentu akan menjadi siraman semangat yang diharapkan akan meningkatkan motivasi anak dalam mencapai tujuannya, sambil beraktivitas bersama beri pencerahan pada putra putri kita bahwa sekolah adalah salah satu langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan cita-cita mereka kelak, sehingga dalam proses PPDB ini sebaiknya jadikan hal tersebut menjadi bahan pertimbangan utama jangan sekedar terbawa suasana, ikutan teman-temannya atau silau akan branding sekolah favorit di masa sebelumnya.
-
- Pentingnya Dukungan Orang Tua dalam Sistem PPDB
Dukungan orang tua adalah kunci dalam menghadapi PPDB. Tunjukkan bahwa Anda selalu ada untuk anak, apapun hasilnya. Hindari membandingkan anak dengan teman-temannya yang lain, karena hal ini dapat merusak rasa percaya diri mereka. Fokus pada proses belajar dan pengembangan diri anak. Ingatkan bahwa setiap anak memiliki jalan hidup yang unik dimana bukan sekedar hasil tapi yang terpenting adalah usaha dan ketekunan mereka dalam menjalaninya. Apapun jalur yang dipilih berikan contoh kejujuran dalam menjalani prosedurnya, biarkan anak belajar dari contoh bahwa aturan dibuat untuk dijalankan sebagaimana mestinya bukan justru dicarikan jalan keluar tercepat apalagi curang hanya demi ambisi orang tua misalnya.
6. Menerima Ketentuan Allah SWT
Terakhir, tetapi justru yang terpenting, adalah menerima ketentuan Allah SWT. Sebagai umat beragama, kita harus percaya bahwa segala bentuk upaya dan doa yang kita lakukan tidak akan sia-sia. Namun, hasil akhir dari PPDB tentu sudah merupakan suratan takdir yang terbaik dari Allah SWT. Ajarkan kepada anak untuk selalu berdoa dan berusaha sebaik mungkin, tetapi juga untuk menerima hasil dengan ikhlas dan percaya bahwa Allah SWT mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Ini dapat memberikan ketenangan batin dan rasa syukur apapun hasil yang diterima.
Dengan pendekatan yang tepat dalam menghadapi PPDB di era Kurikulum Merdeka, orang tua dapat membantu anak merasa lebih nyaman dan percaya diri. Fokuslah pada kenyamanan dan potensi anak, serta manfaatkan sistem PPDB yangada untuk mencari sekolah yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan begitu, proses PPDB dapat menjadi pengalaman yang lebih positif dan mendukung perkembangan anak secara holistik.